Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Tantra’


By : Grand Master Liansheng Sheng-Yen Lu

Translation :Meilinda Xu 莲花许月珊

Source : B231 –法王的大傳說

Image

Di masa lampau, Y.A. Atisa tiba di Jambi di Pulau Sumatra (Indonesia), dengan harapan dapat berbincang dengan Mahaguru Jinzhou.

Kedua telah tidak bersua selama dua belas tahun (atas alasan yang hanya dapat saling dipahami oleh keduanya).

Belakangan, mereka bertemu di sebuah acara perjamuan Sangha.

Y.A. Atisa segera melakukan mahanamaskara hingga lima bagian tubuh menyentuh tanah menghadap Mahaguru Jinzhou.

Mahaguru Jinzhou menggunakan tangan kanan menyentuh ubun-ubun Y.A. Atisa dan melantunkan ‘Syair Paripurna’.

Mahaguru Jinzhou bertanya, “Berhasilkah mempelajari bodhicitta maitri-karuna? Bisakah bertahan dalam dua belas tahun ini?”

Y.A. Atisa menjawab, “Bisa.”

Mahaguru Jinzhou menghadiahi pratima Sakyamuni Buddha yang paling lama dipujanya kepada Y.A. Atisa dan berkata, “Saya memberikan vyakarana padamu, kelak kamu akan menjadi pemimpin sebuah aliran.”

Di kemudian hari, Y.A. Atisa mendirikan sekte ‘Kadampa’.

Setelah kejadian itu, Y.A. Atisa benar-benar berguru kepada pengalaman selama dua belas tahun.

Mahaguru Jinzhou mengajarkan Y.A. Atisa :

  1. Abhisamayālamkāra nāma prajnāpāramitopadeśa śāstra
  2. Siksasamucaya
  3. Bodhisattvacharyavatara
  4. Melatih sadhana bertukar raga
  5. Tujuh bodhicitta

……

Demikianlah total dua belas tahun, menuntaskan mempelajari seluruh ajaran, terutama tiga kebijaksanaan, empat perbuatan, dan satu hasil dalam Abhisamayālamkāra nāma prajnāpāramitopadeśa śāstra, kesemuanya ditransmisikan tanpa ada yang dirahasiakan kepada Y.A. Atisa.

Y.A. Atisa berguru kepada pengalaman selama dua belas tahun, menuntaskan seluruh pembelajarannya, dan oleh sebab itu menghormati Mahaguru Jinzhou dengan penghormatan yang tiada bandingannya.

Saat Y.A. Atisa meninggalkan Mahaguru Jinzhou, beliau berkata, “Selama hidup ini, telah menerima ajaran yang begitu besar dari Mahaguru Jinzhou, merupakan budi terunggul, selamanya akan dijunjung di ubun-ubun.”

Tidak perduli apakah Y.A. Atisa sedang berada di India maupun di Tibet, asalkan mendengar ada orang yang menyebut nama Mahaguru Jinzhou, beliau pasti beranjali di ubun-ubunnya sendiri, mengumandangkan gatha pujian empat kata mengagungkan Guru luhurnya, setelah itu barulah berani mengucapkan nama Mahaguru Jinzhou.

Orang yang menyaksikannya bertanya, “Y.A. Atisa, anda pernah bersujud pada sangat banyak guru, mengapa anda sangat menghormati Mahaguru Jinzhou hingga se-spesial itu? Bagaimana dengan guru yang lain? Apakah ada perbedaan?”

Y.A. Atisa menjawab, “Guru Silsilah saya sangatlah banyak, kebanyakan di antaranya merupakan mahasiddha, jalan kebenaran mereka tidaklah ada perbedaan. Akan tetapi, di tempat Mahaguru Jinzhou, saya mendapatkan bodhicitta langka yang sangat mendalam, ini hanya dapat diperoleh melalui lautan pahala kebajikan dari Mahaguru Jinzhou, perbedaannya ada di dalam budi silsilah!”

Y.A. Atisa menyarankan para sadhaka :

“Jadilah orang yang tahu budi dan tahu membalas budi, jangan pernah mempelajari menggunakan benda tajam! Setelah belajar sedikit, sudah merasa dirinya sangat hebat, budi Guru luhurnya dilupakan secara tuntas tak bersisa. Lebih lanjut, malah mulai memarahi gurunya sendiri, memfitnah dan menjelek-jelekkan gurunya sendiri, orang seperti ini lebih rendah dibandingkan dengan orang awam, lebih rendah daripada hewan, bersiaplah turun ke Neraka Vajra!”

Y.A. Atisa berkata, “Tantrayana menitikberatkan di pemberian Silsilah dari Guru Silsilah, jika tidak mendapatkan silsilah resmi dan pengajaran dari Gurunya, belajar sendiri dari buku, rasanya seperti menggerogoti lilin.”

Sajak :

Semua orang mengetahui “Lima puluh Syair Abdi Guru”

Sungguh disayangkan, manusia zaman sekarang tidak begitu menghormatinya

Meremehkannya

Lantas bagaimana Guru bisa membabarkan apa yang dibutuhkan oleh hati

Tidak mencapai keberhasilan bersadhana

Hanya sesumbar

Karena pada dasarnya tidak paham menghormati Guru Luhur

********

Browse for origin article please Sign In (Free) to https://www.tbboyeh.org/   daftar (Gratis) untuk membaca artikel sumber

*If you are pleased to see the translation, or if you find the article and translation are helpful and insightful to you, would you like to donate a penny for the Author’s Religious Charity Society https://sylfoundation.org/ no matter how much is it, we are really thankful, because the merits that counts 🙂 thank you very much for your care!

Jika anda senang dengan terjemahan ini, atau jika anda merasakan bahwa artikel dan terjemahan ini berguna dan menginspirasi, maukah anda berdana sedikit ke Badan Amal dari Penulis di https://sylfoundation.org/ berapapun itu sangat berarti, kami sangat berterimakasih karena setiap dana yang diterima sangatlah berharga 🙂 terimakasih banyak atas perhatian anda!*

**This Article Translation is dedicated to all beings, thanks a lot for our Grand Master Shengyen-Lu for this Precious Teaching

Penerjemahan Artikel ini didedikasikan untuk semua insan, terimakasih banyak kepada Grand Master Shengyen-Lu atas Ajaran yang Berharga ini**

——————————————————————————————————————-

阿底峽事師十二年 文 / 聖尊蓮生活佛

若干世前,阿底峽尊者到了蘇門答臘島的占碑,欲參訪金洲大師。
兩人十二個月未見面。(互審其器之故)
後來,在一次供養會中,見到了。
阿底峽尊者,馬上趨前向金洲大師行五體投地的大禮拜。
金洲大師用右手置尊者頂,誦:
〈吉祥頌〉 。
金洲大師問:
「能學慈悲菩提心耶?能住此十二年耶?」
阿底峽答:
「能。」
金洲大師將自己供奉最久的釋迦牟尼像,賜贈尊者,說:「我授記你,將來必成一教之主。」
阿底峽尊者後來創「噶當派」。

接著阿底峽尊者真的事師十二年之久。
金洲大師教阿底峽尊者:
一、《現觀莊嚴論》。
二、《集菩薩學論》。
三、《入菩薩行論》。
四、修自他互換法。
五、七菩提心。
……。

如此共十二年,盡學一切的教授,尤其《現觀莊嚴論》的「三智」 、 「四行」、「一果」,全部毫無保留的傳給阿底峽尊者。
阿底峽事師十二年,盡其所學,而且事奉金洲大師,無比的恭敬。
當阿底峽尊者離開金洲大師時,說:
「這一生,承金洲大師教誨至大,是第一具恩,永為自己的頂飾。」

阿底峽尊者不管在天竺或西藏,只要聽到有人提到金洲大師,他必合掌於自己頭頂,以四句頌讚揚自己的恩師,隨後才敢稱金洲大師之名。
見者問:
「阿底峽尊者,你禮拜過很多的師父,為何你對金洲大師如此的恭敬,而其他的師父呢?難道有差別嗎?」
尊者回答:
「我的傳承師父甚多,多是大成就者,道行是毫無差別的。但是我在金洲大師處,得了甚深稀有的菩提心,這是由金洲大師之恩澤才獲得的,這是承恩有別啊!」
阿底峽尊者曾勸修行人:
「做人要知恩報恩,千萬不要學劣法器,學了點滴,自己以為了不起,把自己師恩忘得一乾二淨。接著,反而罵起自己的師父,毀謗自己師父,這些人比俗人還不如,比禽獸還不如,只好下金剛地獄了!」
阿底峽尊者說:
「密教重在師承的教授,若無師承口授,白己看書,味同齧蠟。」
詩:
人人均知《事師法五十頌》
可惜今人沒有這麼尊重
輕忽了

師父又如何能傳心要

修法修不成
只有叮叮
因為根本不懂得師恩

蓮生活佛著作 盧勝彥文集 第231冊「法王的大傳說」

Read Full Post »


(Intisari Ceramah Dharmaraja Liansheng pada Kebaktian Sabtu Tanggal 19 September 2009 di Ling Shen Ching Tze Temple)
diterjemahkan oleh Yau Fong

Sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, Triratna Mandala! Sembah sujud pada yidam hari ini Padmakumara! Pemandu kebaktian Acarya Lianzhu, Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Bhiksu Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, Ketua Vihara, para umat se-Dharma, dan para umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya!

Hari ini kita lanjut menerangkan SUTRA ALTAR PATRIAK VI, Patriak VI bersabda, “Kalyana-mitra! Orang berbakat kecil, mendengar ajaran instan ini, ibarat tumbuhan berakar kecil, jika ditimpa hujan deras, semua ambruk, tidak dapat tumbuh. Orang berbakat kecil, juga demikian.” Saya baca sekali lagi, Patriak VI bersabda, “Kalyana-mitra! Orang berbakat kecil, mendengar ajaran instan ini, ibarat tumbuhan berakar kecil, jika ditimpa hujan deras, semua ambruk, tidak dapat tumbuh. Orang berbakat kecil, juga demikian.”

Di sini ada 2 titik berat. Titik berat pertama adalah “ajaran instan”. Di dalam Agama Buddha ada yang namanya “Eksoterik” dan “Esoterik”, ada yang namanya “Ajaran Bertahap” dan “Ajaran Instan”. Yang namanya “Ajaran Bertahap” adalah setahap demi setahap, mulai dari dasar. Tadi, Acarya Lianzhu bercerita tentang pelatihan militer, dari dasar dilatih setahap demi setahap, hingga menjadi seorang tentara yang serba bisa. Seorang tentara setelah melalui bermacam-macam latihan, pada akhirnya bisa menjadi seorang tentara sejati. Metode pendidikan demikian disebut “ajaran bertahap”, diajarkan secara bertahap.

Patriak VI bersabda, Dharma yang disabdakan Patriak VI disebut “Ajaran Instan”. Apa yang dimaksud “Ajaran Instan”? Di awal sudah diterangkan cara mencapai pencerahan, apa itu pencerahan, wujud dunia yang sebenarnya, kebenaran tertinggi alam semesta. Di awal Beliau sudah menerangkan hal-hal demikian. Sebagian besar orang awam, begitu mendengar “Ajaran Instan”, mereka tidak berani percaya. Oleh karena itu, “Ajaran Instan” tidak boleh langsung diutarakan, hanya boleh diutarakan secara tidak langsung, karena langsung diutarakan, banyak orang tidak akan percaya ada hal demikian. Oleh karena itu, Anda akan merasa “mengapa pencerahan itu sulit sekali?” Orang yang mencapai pencerahan dalam aliran kita, ia tentu saja tahu. Namun, yang tidak cerah, mereka menulis kata-kata yang dikira telah mencapai pencerahan, setelah saya membacanya, saya jelaskan sebentar, tidak langsung mengutarakan. Yang tidak cerah masih banyak. Mengapa? Karena sulit sekali dibayangkan bagaimana kondisi pencerahan itu. Sulit sekali dipikirkan, sulit sekali dituliskan, sulit sekali dicerahi. Ini disebut “Ajaran Instan”, ajaran instan artinya langsung mengutarakan pada Anda dan Anda harus mencerahinya, itu adalah “Pencerahan Instan”, Anda cerah dalam seketika.

Yang disabdakan Patriak VI adalah “Ajaran Instan”. Sekte Zen ada 2 macam, satu adalah “ajaran bertahap”, yaitu secara bertahap Anda dibimbing hingga mencapai pencerahan, disebut “ajaran bertahap”; satu lagi adalah “ajaran instan”, secara langsung mengatakan sudah sangat mendekati, lantas Anda pun mencapai penceahan instan dalam seketika, ini disebut “ajaran instan”. Di dalam sabda Patriak VI ini sempat dibahas satu contoh, orang awam pada umumnya disebut orang berbakat kecil. Orang berbakat kecil tidak akan percaya ajaran instan yang langsung mengutarakannya pada Anda, yakni tidak berani percaya ada hal demikian; ibarat turun hujan yang sangat deras, tidak hanya tanah longsor, rumah juga ambruk, apalagi tumbuhan kecil, semua rubuh. Karena hujan ini terlalu deras. Ajaran instan ibarat hujan deras, begitu turun, Anda tidak dapat menerimanya, Anda pun tidak berani percaya, lalu mati. Itulah sebabnya pencerahan tidak boleh langsung diutarakan. Mahaguru adalah orang yang telah mencapai pencerahan, mengapa tidak langsung mengutarakan prinsip pencerahan ini kepada Anda semua, karena di antara insan ada yang berbakat besar, begitu mendengarnya, hati dan pikirannya terbuka, segera mengerti. Namun, ada sebagian orang setelah mendengarnya tidak berani percaya, sebaliknya malah mencelakainya. Di sinilah alasan pencerahan itu sangat sulit, karena di luar dugaan Anda.

Dulu, Buddha Sakyamuni mencapai pencerahan di bawah Pohon Bodhi, Anda tidak bisa membayangkan sebenarnya apa yang dicerahi-Nya. Banyak Mahabhiksu, Mahabhiksuni, orang yang telah lama melatih diri, belum tentu dapat mencerahi tingkat pencerahan Buddha Sakyamuni, ini sangat sulit. Makanya, Patriak VI bersabda, mendengar ajaran instan ini, ibarat ditimpa hujan deras, banyak rumput, bunga, semua terbawa arus. Orang berbakat kecil tidak dapat menerima pencerahan. Makanya ada satu kalimat mengatakan, orang berbakat besar mendapatkan manfaat besar, orang berbakat kecil mendapatkan manfaat kecil, di sini Buddhadharma justru ada perbedaan, membimbing secara bertahap dan mencerahi Anda dalam seketika.

Bagaimana menjelaskan prinsip ini? Tadi, Lama Lianye mengatakan bahwa diam-diam ada takdirnya. Sebenarnya kita bisa mengubah takdir, takdir bisa diubah, Mahamayuri Vajrarajni pun berkata, karma tetap boleh diubah. Makanya, di dalam buku Empat Nasihat Liaofan ada “Cara Mengubah Nasib”, pada bagian pendahuluan Empat Nasihat Liaofan diceritakan tentang ada seorang yang mengerti Ilmu Perubahan Shaozi, orang yang mengerti ilmu perubahan, dengan sendirinya tahu diam-diam ada takdirnya. Shaozi adalah Shao Kangjie, ia adalah orang yang sangat hebat dalam mengetahui hal yang belum terjadi. Dulu ia membaca banyak buku, ia sangat pintar, semua buku sudah habis dibacanya. Setelah buku habis dibacanya, ia melanglang buana. Karena ia sangat pintar, tampangnya juga pintar. Ada seorang yang seperti dewa, ia setengah dewa, ia melihat Shao Kangjie, ia mengatakan orang ini sangat berbakat, lalu memberinya 3 kitab, kitab pertama adalah “Yijing”, kitab kedua adalah “Hetu”, “kitab ketiga adalah “Luoshu”.

Shao Kangjie membaca ketiga kitab ini, terus-menerus menyelidiki, tahu bahwa di antara langit dan bumi diam-diam ada takdirnya, sehingga ia menuliskan takdir ini menjadi beberapa buku, itulah “Ilmu Perubahan Shaozi”, yaitu “Tie Ban Shen Shu” (Ramalan Sejitu Baja) yang beredar sekarang. Tie Ban artinya, apa yang saya katakan ibarat baja, ramalan adalah hidup kita diramal, inilah takdir, diam-diam ada takdirnya. Inilah karya Shao Kangjie setelah “Yijing”, “Hetu”, dan “Luoshu” diselidiki, ditulis menjadi ratusan hingga ribuan butir, pokoknya Anda tidak bisa mengelak dari takdir ini, saya ramal, itulah takdir Anda. Kapan Anda lahir, siapa nama ayah, siapa nama ibu, berapa saudara, kapan Anda meninggal dunia, semua sudah ditakdirkan.

Yuan Liaofan mengatakan, setelah ia mengerti Ilmu Perubahan Shaozi, hatinya ibarat air mandek, selain itu, ia bertemu seseorang yang memberinya petunjuk, “Pemikiran Anda ini tidak benar, takdir bisa diubah.” Berdasarkan apa diubah, yang dijelaskan di dalam Empat Nasihat Liaofan adalah, mengubahnya dengan kebaikan dan kejahatan, mengubah takdir Anda dengan kebajikan besar, inilah yang tertulis di dalam Empat Nasihat Liaofan, diam-diam ada takdirnya, namun takdir bisa diubah. Makanya, masa lalu yang dikatakan Shao Kangjie sangat tepat, peristiwa yang telah berlalu mutlak sangat tepat; jika nasib Anda tidak berubah, masa depan juga sangat tepat, namun jika nasib Anda telah berubah, masa depan tidak tepat lagi. Oleh karena itu, Tie Ban Shen Shu karya Shao Kangjie adalah intisari hidupnya. Anda mengerti Tie Ban Shen Shu, berapa jumlah saudara Anda, bisa diramal. Berapa yang meninggal dunia dan umur berapa, apa shio ayah; contoh ayah saya shio macan, ibu shio kelinci, saya shio ayam; ia menggunakan tahun, bulan, tanggal, waktu, diramal sampai waktu, kemudian, takdir Anda diramalkan, tepat sekali, inilah Ilmu Perubahan Shaozi karya Shao Kangjie yang diwariskan turun-temurun di China.

Namun, apakah takdir ini bisa diubah? Bisa diubah. Bagaimana mengubahnya? Bersadhana bisa mengubahnya. Karena melatih diri itu sendiri adalah kebajikan besar. Contoh, Sadhana Mahamayuri, ia bisa mengubah takdir. Kita harus menjapa Mantra Mahamayuri, menjapa Mantra Sataksara, menjapa mantra banyak yidam, semua bisa mengubah takdir. Tadinya, Anda seharusnya terlahir menjadi kelahiran melalui telur, saya katakan, Anda bisa mengubah semua kelahiran antara lain: kelahiran melalui telur, kelahiran melalui janin, kelahiran melalui kelembaban, hanya bisa kelahiran secara spontan. Lewat kelahiran secara spontan, paling tidak Anda adalah Padmakumara. (Hadirin tepuk tangan) Oleh karena itu, kita mementingkan bersadhana, juga mementingkan membangkitkan Bodhicitta, berbuat kebajikan, alasannya di sini. Kita mesti menyesuaikan dengan Buddhadharma, kita harus kontak yoga dengan Buddhadharma, kontak yoga dengan yidam, kontak yoga dengan Buddha, kontak yoga dengan Bodhisattva, kontak yoga dengan semua yidam, boleh mengubah diri kita sendiri.

Pagi ini saya menulis tentang “prinsip kontak yoga”, saya merasa kontak yoga adalah penjelmaan, kontak yoga dan penjelmaan, kontak yoga adalah manunggal, setelah manunggal adalah menjelma. Jika Anda tidak kontak yoga dengan Buddha dan Bodhisattva, Anda selamanya seorang awam, tidak dapat bebas dari tumimbal lahir. Tadi, Acarya Lianzhu mengatakan bahwa ia menerangkan banyak sekali, penjelmaan pertama itu apa, penjelmaan kedua itu apa, ia bicara tentang “hidup dan mati”, “untung dan rugi”, “suka dan duka”, “kekuasaan dan kewajiban”, bicara lagi tentang “separuh kehidupan sebelumnya”, “separuh kehidupan sesudahnya”, bicara tentang “aku sejati” dan “aku palsu”, semuanya berlawanan. Ia tidak mengatakan cinta dan benci, sebenarnya cinta dan benci keluar dari perasaan yang sama, jangan mengira cinta dan benci itu perasaan yang berbeda. Salah! Cinta dan benci sama-sama keluar dari hati Anda, benda yang sama, semua ada perasaan, cinta dan benci adalah perasaan. Oleh karena itu, yang saya bicarakan adalah “teori 1”, yang dibicarakan Acarya Lianzhu adalah “teori 2”, apa itu penjelmaan pertama, apa itu penjelmaan kedua, sebenarnya adalah satu. Suka dan duka adalah satu; hidup dan mati adalah satu; untung dan rugi adalah satu; kekuasaan dan kewajiban adalah satu; separuh kehidupan sebelumnya dan separuh kehidupan sesudahnya tidak terbagi menjadi 2, tetapi 1; “aku sejati” dan “aku palsu” juga satu. Ia membaginya menjadi 2, saya gabungkan lagi, (hadirin tepuk tangan) ini adalah manunggal, Buddha dan saya adalah 1, bukan 2, Buddha dan saya adalah 1, sama sekali bukan 2, ini disebut manunggal.

Dalam ilmu pengetahuan, kita bisa melihat, jika nenas dikawinkan dengan Sarikaya, ia pun berubah menjadi sarikaya rasa nenas, ini adalah metode pencangkokan tumbuhan. Contoh, saya cangkok tumbuhan apa dengan tumbuhan apa, kelak kita makan pir, pir akan sebesar semangka, karena Anda cangkokkan, pir akan berubah menjadi sebesar semangka, ini adalah manunggal. Anda gunakan metode pencangkokan, bisa menciptakan banyak buah baru, binatang juga sama. Satu yang terpenting adalah, virus juga bisa manunggal, lekas selidiki vaksin untuk melawan virus itu. Asalkan virus manunggal maka bertransformasi, menjelma. Pagi ini, “Prinsip Kontak Yoga” yang saya tulis, Buddha dan saya manunggal, maka menjelma menjadi Buddha baru, muncullah Buddha yang baru, inilah manunggal dan menjelma.

Seseorang menulis sebuah cerita lucu untuk saya, tikus bertemu kucing, tikus berkata pada kucing, “Lain kali saya tidak takut kamu lagi, karena anak cucu saya sudah kawin dengan kelelawar, kelak tikus akan terbang di langit seperti kelelawar, kucing juga tidak bisa mengejar dan menangkap saya lagi.” Kucing ini tertawa sinis, “Anak cucu saya kawin dengan burung hantu, bagaimana kelelawar terbang, burung hantu tetap akan menangkapmu.” Inilah penjelmaan. Anda lihat begitu tikus kawin dengan kelelawar, ia pun bisa terbang, kucing kawin dengan burung hantu, ia pun berubah menjadi burung hantu, semua itu bisa berubah. Tantra itu sendiri justru sedang berubah, orang berbakat kecil tidak rasional, orang berbakat kecil tidak mengerti prinsip.

Di sini juga ada satu orang yang menuliskan cerita lucu. Ada seorang bhiksu menumpang di perahu yang sama dengan seorang gadis jelek sedang menyeberangi sungai. Bhiksu itu melihat sekilas wanita yang sangat jelek itu, wanita yang sangat jelek itu berkata, “Anda ini bhiksu genit, berani-beraninya mengintip wanita baik-baik.” Begitu bhiksu ini mendengar, ia tidak berani membuka matanya, matanya pun dipejamkan. Tak disangka, wanita jelek ini berkata, “Anda tidak berani membuka mata berarti Anda sedang membayangkan saya.” Bhiksu ini terpojok! Buka mata tidak benar, pejam mata juga tidak benar, bhiksu ini buru-buru menoleh, sekalian saja saya tidak buka mata dan tidak pejam mata, saya menoleh saja, tidak melihat Anda. Wanita jelek ini berpikir, “Anda malu bertemu saya, hati Anda pasti merasa bersalah.” Orang seperti ini tidak bisa diberi penjelasan, kita jelaskan prinsip padanya, ia justru berpikiran seperti itu, menurut Anda, apa yang harus dilakukan, benar tidak?! Makanya, tidak dapat diberi penjelasan.

Kadang-kadang saat konsultasi, saya bertanya A, orang lain menjawab B, atau orang lain bertanya A, saya menjawab B, kadang-kadang bisa tidak sambung juga. Seseorang menelepon, kalau di Amerika telepon 911, kalau di Taiwan telepon 119, saat telepon ke sana, ia berkata, “Rumah saya kebakaran!” Seberang bertanya, “Di mana?” Ia berkata, “Di dapur saya.” Seberang bertanya, “Saya tanya di mana lokasi kebakarannya?” “Dapur.” “Kalau begitu, di mana tempatnya?” “Rumah saya.” “Sekarang saya tanya Anda, bagaimana kami pergi ke rumah Anda?” “Bukankah Anda punya mobil pemadam kebakaran?” Apa yang dijawab selalu salah. Anda harus menjelaskan alamat rumah Anda, ini adalah tidak sambung.

Oleh karena itu, apa yang dikatakan Mahaguru, orang berbakat besar mengerti, orang berbakat kecil tidak mengerti. Orang berbakat besar mendengar kata-kata pencerahan, ia akan merasa mustahil. Jika saya mengutarakan apa itu pencerahan, orang berbakat besar sekali mendengar sudah mengerti, begini rupanya. Seperti yang dikatakan Acarya Lianzhu bahwa hidup bagai sandiwara, kita memainkan sebuah sandiwara, Upacara Penyeberangan Amitabha, semua orang hadir, Mahaguru menerangkan Sadhana Mahamayuri, umat dari berbagai belahan dunia pun datang, semua datang mendengarkan, wah! Sadhana ini bagus sekali, setelah mendengarnya, banyak orang menekuninya secara nyata. Juga ada orang setelah mendengar Sadhana Menstabilkan Gempa Bumi, contoh gempa bumi Washington, kita harus ambil tanah dari empat penjuru, harus ke Spokane, begitu jauh, ke tepi laut Seattle, ke perbatasan Vancouver, ke samping jembatan besi Portland. Wah! Kita harus pergi ke tempat yang begitu jauh untuk mengambil tanah dari empat penjuru, harus menjapa mantra, menjapa begitu banyak. Acarya Lianyin berkata, “Mahaguru lakukan saja, mohon Mahaguru melakukannya.”

Anda pintar sekali! Saya juga tidak bodoh! Siapa yang mengatakan, dia yang melakukan! Acarya Lianyin serba bisa, setelah saya mengajarkan sadhana homa, ia segera melakukannya 1000 kali homa. (Hadirin tepuk tangan) Ia juga melatih diri secara nyata. Sadhana begitu bagus, kita semua suruh Acarya Lianyin saja yang melakukannya, siapa yang mengatakan, dia yang melakukan!

Kejadian hidup ini benar-benar mirip sebuah sandiwara. Lihatlah begitu banyak orang berkumpul bersama, waktu sudah berlalu, menurut Anda, bisakah kita pada waktu yang sama, menghimpun orang-orang yang dulu pernah datang berkumpul di satu lokasi untuk mengadakan upacara ini lagi? Apakah bisa? Tidak bisa. Mustahil! Pertama, waktunya tidak mungkin sama, orang-orangnya juga mustahil sama lagi. Ada orang begitu pulang, yang sudah lanjut usia, sepulangnya tidak mungkin kembali lagi. Ia mengatakan cukup datang sekali saja, sepulangnya ia tidak mungkin datang lagi. Orang-orang yang sama mau dikumpulkan lagi, upacara yang sama, sadhana yang sama, waktu yang sama, lokasi yang sama, mustahil. Beginilah sandiwara kehidupan. Sudah berlalu, tidak mungkin terjadi lagi.

Oleh karena itu, di dalam Enlightenment Magazine saya menulis sepatah kata “Berlalu”, justru mengacu pada hal ini, apa itu berlalu, yaitu yang sudah berlalu tidak akan terjadi lagi, sandiwara ini tidak mungkin berulang lagi. Oleh karena itu, ini adalah masalah jodoh, ada sebagian orang sangat berjodoh, sebagian orang kurang berjodoh, sebagian orang hanya berjodoh bertemu sekali saja, sebagian orang bisa bertemu sepuluh kali, sebagian orang dapat hidup bersama sekian tahun. Suami istri paling malang, suami istri harus hidup bertahun-tahun. Seseorang pergi berobat, dokter memeriksanya, “Anda radang usus buntu, harus segera dioperasi.” Pasien pun berkata, “Dokter, coba periksa sekali lagi dengan lebih saksama.” Dokter sangat marah, “Saya dokter atau Anda dokter? Saya adalah dokter! Anda adalah pasien! Saya bilang radang usus buntu ya radang usus buntu.” Pasien pun berkata, “Tahun lalu saya baru operasi usus buntu.” (Hadirin tertawa) Tahun lalu baru operasi usus buntu mengapa masih bisa radang usus buntu?! Oleh karena itu, memeriksa pasien harus benar, Mahaguru juga sama, terhadap semua insan harus memberikan obat yang benar sesuai dengan penyakitnya.

Kita yang menggambar Fu juga tidak boleh sembarangan meracik Fu, kita harus memberi Fu sesuai dengan penyakitnya, orang ini sakit, saya berikan Fu pernikahan, bercanda! Saya bilang pada Acarya Lianning, orang ini sakit jiwa, Anda berikan Fu usus, ini sudah tidak benar. Oleh karena itu, kadang-kadang begitu saya melihat Fu, ini kembalikan, ambil lagi yang baru; orang ini sakit tulang, harus diberikan Fu untuk tulang, alhasil ia salah ambil karena buru-buru, diambil Fu untuk otak, ini tidak benar. Makanya, Buddhadharma ada 84000 pintu Dharma untuk menyembuhkan 84000 jenis penyakit. Di samping Ling Shen Ching Tze Temple disusun enam buah tungku, keenam tungku ini harus disesuaikan dengan penyakitnya. Jika Anda sakit kepala, sakit mata, sakit mulut, sakit hidung, sakit telinga. Bakar kertas sembahyang di tungku pertama, ini adalah kepala! Tungku pertama. Anda sakit kaki, sakit telapak kaki! Atau kaki keseleo, bakar kertas sembahyang di tungku keenam, itu adalah kaki. Jantung Anda bermasalah, bakar kertas sembahyang di tungku ketiga, tungku ketiga menguasai bagian jantung, empedu, limpa, dan paru-paru. Ginjal Anda bermasalah, bakar kertas sembahyang di tungku keempat. Tungku kedua menguasai leher. Bagi Anda yang mau kaya, jangan ambil Fu untuk kepala, Anda demam, bakar kertas sembahyang di tungku pertama, itu mengacu pada langit. Tungku pertama adalah langit. Tungku keenam adalah bumi. Anda mau kaya, semua kekayaan berasal dari bumi, misalnya: rumah, mobil, kavling, sandang dan pangan, tumbuh dari dalam bumi, bakar di tungku keenam.

Dari tungku pertama hingga tungku keenam, saya ajari kalian cara bakar kertas sembahyang itu ada alasannya. Anda sakit lutut, tungku kelima. Oleh karena itu, saya suruh Anda bakar di tungku keberapa itu bukan tidak ada maksudnya, itu adalah memberi obat sesuai penyakitnya. (Hadirin tepuk tangan) Begitu Buddha dan Bodhisattva menerimanya, Mereka pun tahu penyakit Anda di bagian itu, kemudian mencari di sana, dan mengatasinya. Dengan demikian baru bisa sembuh. Oleh karena itu, 84000 pintu Dharma, menyembuhkan 84000 jenis penyakit.

Setiap orang punya penyakit, oleh karena itu, melatih diri di alam manusia, karena ia memiliki duka dan suka, Anda tahu duka, Anda menderita baru bisa tahu melatih diri, setelah melatih diri baru bisa menghasilkan obat Dharma, menghasilkan obat Dharma, Anda pun mudah melatih diri. Sebenarnya takdir itu sulit diubah, seperti yang dikatakan Shao Kangjie, takdir sulit sekali diubah, hanya melatih diri satu-satunya cara mengubah takdir. Anda japa SUTRA RAJA AGUNG, japa Mantra Sataksara, atau Anda berusaha japa mantra Buddha Bhaisajyaguru, atau japa mantra yidam, setiap mantra ada efeknya. Kalau begitu, lekas rajin melatih diri, lihat apakah takdir bisa diubah. Atau sesuai dengan ramalan Shao Kangjie, jika Anda berjalan menurut takdir Anda sendiri, kapan Anda diramalkan meninggal dunia, Anda pun meninggal dunia pada hari itu, ia bahkan tidak hanya meramalkan hidup dan mati, kapan menikah, umur berapa Anda menikah, umur berapa bercerai, umur berapa menikah lagi, umur berapa bercerai lagi, umur berapa menikah lagi, semua sangat jelas, semua bisa diramalkan. Ada lagi, Anda bertemu siapa, orang itu membuat Anda rugi sekian, berapa bilangannya, mencakup orang itu marga apa, marga Guan, semua bisa diramalkan. Dulu, Mahaguru menggunakan Ilmu Perubahan Shaozi untuk meramal, butir tersebut kebetulan adalah “Buddha Sejati Turun ke Dunia, Berlaksa Manusia Bersarana”. (Hadirin tepuk tangan) Saya justru butir tersebut “Buddha Sejati Turun ke Dunia, Berlaksa Manusia Bersarana”, tepat sekali. Oleh karena itu, diam-diam Anda berjodoh dengan siapa, umur berapa meninggal dunia, diam-diam ada takdirnya. Satu-satunya cara mengubahnya adalah belajar Buddhadharma dan melatih diri, menekuni secara nyata, ubah takdir tersebut, maka muncullah mukjizat. Om Mani Padme Hum.

Sumber:
http://indonesia.tbsn.org/modules/news2/article.php?storyid=446

********

Browse for origin article please Sign In (Free) to https://www.tbboyeh.org/    daftar (Gratis) untuk membaca artikel sumber

*If you are pleased to see the translation, or if you find the article and translation are helpful and insightful to you, would you like to donate a penny for the Author’s Religious Charity Society https://sylfoundation.org/ no matter how much is it, we are really thankful, because the merits that counts 🙂 thank you very much for your care!

Jika anda senang dengan terjemahan ini, atau jika anda merasakan bahwa artikel dan terjemahan ini berguna dan menginspirasi, maukah anda berdana sedikit ke Badan Amal dari Penulis di https://sylfoundation.org/ berapapun itu sangat berarti, kami sangat berterimakasih karena setiap dana yang diterima sangatlah berharga 🙂 terimakasih banyak atas perhatian anda!*

**This Article Reposting is dedicated to all beings, thanks a lot for our Grand Master Shengyen-Lu for this Precious Teaching

Postingan ulang Artikel ini didedikasikan untuk semua insan, terimakasih banyak kepada Grand Master Shengyen-Lu atas Ajaran yang Berharga ini**

Read Full Post »